Beranda > Buku > Bab II Buku Asal-Usul Wali

Bab II Buku Asal-Usul Wali

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM YANG DIDIRIKAN DI PULAU JAWA KETURUNANNYA DAN TOKOH-TOKOH ISLAM YANG TERNAMA

1) Yang terpenting terdapat hingga kini adalah para sultan Cirebon, keturunan langsung dari SUSUHUNAN GUNUNG JATI. Hanya kepada para Alawi (Sayid) diperkenankan ziarah makam moyangnya. Belanda melarang gelar sultan digunakan.

2) Keluarga para Sultan Banten, keturunan langsung dari seorang putera SUSUHUNAN GUNUNG JAT, dibuang oleh Belanda ke Surabaya. Suatu cabang dari keluarga para sultan Banten adalah para Regen Cianjur, kedudukan mana ditetapkan pada tahun 1815.

3) Keturunan SUSUHUNAN KALIJOGO adalah para Pangeran Kadilangu dekat Demak, sedangkan keturunan SUSUHUNAN DRAJAT tingga di atas tanah milik Drajat, sebesar lebih kurang 9 jektar dekat Sedayu, inilah yang merupakan sisa dari Kerajaan Drajat.

4) Sejarah keluarga BA-SYAIBAN. Pada permulaan abad ke VXIII datang dari Hadramaut ke Cirebon Sayid Abdurrahman bin Muhammad, dimana beliau menikah dengan puteri Sultan Cirebon. Kedua puteranya, Sulaiman bin Abdurrahman memperoleh gelar KIAHI MAS, semua tinggal di Surabaya dan kemudian di Krapyak (Pekalongan). Suatu cabang dari keluarga ini menetap di Surabaya. Seorang putera dari Abdurrahim bernama SA’ID, menikah dengan puteri RADEN ADIPATI DANU REJO, pengurus Kerajaan Jogjakarta. Dari ketiga puteranya, yang tertua Hasyim bergelar RADEN WONGSO ROJO, yang kedua Abdallah bergelar hanya RADEN, sedangkan yang ketiga Alwi kemudian, pada tahun 1813, menjadi REGEN MAGELANG dengan nama dan gelar RADEN TUMENGGUNG DANU NINGRAT I. Pada tahun 1820 beliau bergelar RADEN ADIPATI. Keturunan dari Hasyim dan dari Abdallah tainggal di Jogjakarta, dan beberapa dari pada mereka memangku jabatan-jabatan penting pada ke-Sultanan. Pada tahun 1826, Hamdani bin Alwi yang menggantikan ayahnya sebagai Regen Magelang bergelar RADEN TUMENGGUNG ARIO DANU NINGRAT II. Pada tahun 1862 beliau diganti oleh puteranya Sa’id yang bergelar RADEN TUMENGGUNG DANU (KUSUMO) NINGRAT III. Pada tahun 1879 beliau diganti oleh puteranya SAYID AHMAD BIN SA’ID yang bergelar RADEN TUMENGGUNG DANU KUSUMO. Sayid Sa’id bin Hamdani balik dari haji (Mekkah) pada tahun 1881, seorang sayid dari keturunan para Pangeran Jawa Kuna.

5) Sejarah keluarga pelukis masyhur RADEN SALEH namanya yang betul adalah Sayid Salih bin Husain bin Yahya. Neneknya Awadh datang dari Hadramaut ke Jawa pada permulaan abad ke XIX dan menikah dengan puteri Regen Lassem, Kiahi Bostman. Puteranya, Seyid Husain bin Awadh tinggal di Pekalongan, dimana beliau menikah dengan puteri Regen Wiradesa. Beliau memperoleh dua putera dengan gelar Seyid dan radesa. Beliau memperoleh dua putera dengan gelar Seyid dan dua puteri dengan gelar Syarifah. Putera yang kedua bergelar pula RADEN. Seorang putrinya dinikahkan dengan Patih Galuh.

6) Suatu cabang dari keluarga BIN-YAHYA tiba di Pulau Pinang pada permulaan abad ke XIX juga, dan namanya TAHIR. Beliau menikah dengan seorang puteri dari keluarga Sultan Jogjakarta. Sultan mana dibuang ke Pulau Pinang selama 1812-1816.
Sayid Tahir datang ke Jawa tinggal di Semarang. Puteranya yang ketiga AHMAD RADEN SUMODIRJO yang kemudian tinggal di Pekalongan dan memperisterikan seorang syarifah dari keluarga BA’ABUD. Puteranya Seyid Salih bergelar RADEN SUMO DI PUTRO. Satu-satu putrinya menikah dengan seorang Seyid dari Hadramaut.

7) Keluarga AL-BA’ ABUD Seyid Ahmad bin Muhsun Ba’abud tiba dar Hadramaut di Pekalongan pada permulaan abad ke XIX dan menikah dengan seorang puteri REGEN WIRADESA. Seoang anak cucunya Seyid Muhsin bin Husain bin Ahmad Ba’abud bergelar RADEN SURO ATMOJO Saudaranya Ahmad bergelar RADEN SURO DI PUTRO.

8) Keluarga JAMAL-AL-LAIL. Di Priaman (Sumatera Barat) ada suatu cabang dari keluarga JAMAL-AL-LAIL, dan kepada para anggotanya penduduk memberi gelar SIDI.

9) Pada Kerajaan JAMBI, banyak terdapat anggota keturunan BARAQBAH dan AL-JUFRI, begitu pula di Aceh pun dari keturunan JAMAL-AL-LAIL.

10) Di Kesultanan Pontianak dan di Kubu, banyak sekali terdapat keturunan AL-QODRI, AL-AYDRUS, BA-ABUD, MUTAHHAR, AL0HINDUAN, AL-HABSYI,AL-HADDAD, AL-SAQQAF dan lain-lain Alawiyin. Semua ini bersanak saudara dengan keluarga Sultan AL-QODRI. Sayid-sayid bergelar Wan. Ringkasan dari Tuan, dan untuk wanita; Wan Ipa ringkasan dari Tuan Syarifah.

11) Keluarga para Sultan Siak dan keluarga penguasa Palalawan adalah semua Alawiyin, begitu pula di Palembang. Keluarga-keluarga para Alawi yang terkemuka di Palembang adalah SYAIKH ABU BAKR, AL-HABSYI, BIN SYIHAB, AL-SAQQAF, BARAQBAH, AL-KAF, AL-MUNAWAR dan AL-JUFRI. Antara mereka ada yang berkeluarga dengan sultan-sultan dahulu. Banyak sekali terjadi percampuran darah antara keluarga-keluarga Alawi (Sayid) dengan para terkemuka Indonesia, seperti dengan puteri Sultan dari Pulau Bacan.

12) Para sultan keturunan Alawi dan Siak, Pahlawan, Pontianak dan dari Kubu namanya disebut dalam khotbah Jumahat. Pendiri kesultanan Siak adalah SEYID ALI BIN UTHMAN BIN SYIHAB, dari Palalawan adalah SEYID ABDURRAHMAN BIN UTHMAN BIN SYIHAB, dan dari PONTIANAK adalah SEYID ABDURRAHMAN BIN HUSEIN AL-QADRI.

13) Pendiri kesultanan SULU adalah SAYID ABUBAKAR dari palembang dengan gelaran SULTAN SHARIF (orang-orang Sulu menyebutnya ASSULTAN ASSYARIF ALHASYIMI). Urutan para sultan adalah sebagai berikut : MAHARAJA UPU PANGIRAN BUDIMAN-SULTAN TANGA-SULTAN BUNGSU-SULTAN NASIRUDDIN-SULTAN KARAMAT-SULTAN SYAHABUDDIN-SULTAN MUSTAFA gelar SAPIUDDIN-SULTAN MUHAMMAD NASARUDDIN-SULTAN ALIMUDDIN I-SULTAN MUHAMMAD MU’IZZIDDIN-SULTAN ISRAIL-SULTAN MUHAMMAD ALIMUDDIN II-SULTAN MUHAMMAD SARAPUDIN-SULTAN MUHAMMAD ALUMUDDIN III

14) Masuknya Islam dan terdirinya dynasti Islam di Sulu: 1380-1450. (No.13 dan No. 14 dikutip dari THE HISTORY OF SULU oleh Najeeb M. Saleeby, Manila, 1963).

Kategori:Buku Tag:, ,
  1. uray aswin umar
    30 Maret, 2007 pukul 3:13 pm

    mohon penjelasan, apakah benar para raja dan keturunannya sejak masuknya agama islam di kerajaan Sambas masih keturunan sayiddina Al Hasan bin Ali suami fatima binti Rasulullah SAW..? karena masih terjadi kesimpang siuran tentang nasab dan sejarah keturunan raja-raja sambas di Kalimantan Barat, setau saya para keturunan raja-raja dari kerajaan sambas bergelar Al Barkat.yang mana masih keturunan dari Sayyida Hasan. terima kasih atas jawaban dan penjelasannya.

    # Yth. Pak Uray aswin umar … setelah dikonsultasikan dengan guru saya, bahwa keturunan Sayyidina Hasan itu biasanya mengembang bukan di Indonesia tapi di wilayah Maghrib seperti Maroko. Namun keturunan Husein bin Ali itu banyak berkembang di negeri Masyriq (Timur) seperti Indonesia…

  2. 12 April, 2007 pukul 3:39 pm

    ULASAN URUTAN WARIS KESULTANAN SULU:

    Sultan Shariful-Hashim @ Sayid Abu Bakar–Sultan Kamaluddin–Sultan Maharajah Upo–Sultan Nasaruddin Ula/Awal–Sultan Buddiman Ul-Halim–Sultan Betarashah Tengah @ Pangulan Tindig–(Tiada Putera).

    Namun saudara perempuan Sultan Betarashah Tengah @ Pangulan Tindig, iaitu Puteri Sulu ibni Sultan Pangiran Buddiman Ul-Halim, telah berkahwin dengan Sultan Muhammad Hassan (Sultan Brunei ke-9), maka akhirnya lahirlah Raja Bongsu-I @ Pangiran Shahbandar Maharajalela.

    Raja Bongsu-I telah dihantar ke Sulu menaiki takhta Kesultanan Sulu dengan gelaran “Sultan Mawalil-Wasit-I”. Maka dari keturunan baginda ini lah kini lahirnya “Dua Nama Pewaris” di Kesultanan Sulu, iaitu:

    Sultan Mawalil-Wasit-I @ Raja Bongsu–Sultan Salahuddin-Karamat–Sultan Badaruddin-I–Sultan Azimuddin @ Alimuddin-I @ Don Fernando de Alimuddin (Dipanggil sebagai “Pewaris Pertama”). Kini dari pewaris pertama ini lahirlah Keluarga Kiram & Keluarga Shakiraullah.

    Manakala dari Sultan Mawalil-Wasit-I @ Raja Bongsu-I–Sultan Salahuddin-Karamat–Sultan Badaruddin-I–Sultan Bantilan Muizzuddin (Dipanggil sebagai “Pewaris Kedua”). Kini keturunan pewaris kedua ini dikenali sebagai “Keluarga Maharajah Adinda”.

    Pewaris sebenar Kesultanan Sulu yang boleh diperakui adalah seperti:

    KELUARGA PEWARIS PERTAMA:
    1. KELUARGA KIRAM -Sultan Muhammad Fuad A.Kiram & Raja Muda Muedzul-lail-Kiram ibni Sultan Mahakutta-Kiram.

    2. KELUARGA SHAKIRAULLAH -Putera kepada Sultan Agumuddin-Abidin @ Sultan Pitico ataupun dari kerabat mereka yang menuntut iaitu Paramount Sultan Dr. Ibrahim Bahjin.

    Dan dari

    KELUARGA PEWARIS KEDUA:
    3. KELUARGA MAHARAJAH ADINDA -YM. Datu Aliuddin Haddis Pabila & Putera Bongsunya, Raja Bongsu-II

    MAKA SELAIN NAMA-NAMA YANG DISEBUT DI ATAS, SEMUANYA ADALAH MERUPAKAN “SULTAN2 ATAU PARA PENYAMAR ” KEPADA KESULTANAN SULU.

    Sebarang pertanyaan, sila ajukan kepada: rajabongsu2@gmail.com

    “JANGANLAH KAMU SEMBUNYIKAN KEBENARAN ITU, JIKA KAMU MENGETAHUINYA”.

    • awie
      27 Januari, 2011 pukul 6:47 pm

      naktanya adakah ujud raja baginda ke3
      dari keturunan pulalon

  3. 13 April, 2007 pukul 7:09 am

    Kepada Pak Uray Aswin Umar,

    Keturunan Diraja Kesultanan Sambas adalah berhubungan dengan Kesultanan Brunei & Sulu. Di mana, Sultan Muhammad Hassan (Sultan Brunei ke-9) mempunyai beberapa orang Putera seperti;

    1. Sultan Jalilul Akbar (Putera Sulong) -menjadi Sultan di Brunei,
    2. Sultan Muhammad Ali (Putera Kedua) -menjadi Sultan di Brunei beberapa tahun. Kemudian wafat kerana dibunuh.

    3. Sultan Tengah -(Putera Tengah) -Telah dihantar ke Sarawak menjadi Sultan. Namun baginda manggat di Sukadana. Putera baginda yang bernama Radin Sulaiman telah berkahwin dengan puteri dari Kesultanan Sambas. Dan akhirnya baginda dilantik menjadi Sultan Bergelar “Sultan Saifuddin I ibni Sultan Tengah ibni Sultan Muhammad Hassan”.

    4. Raja Bongsu-I @ Pangiran Shabandar Maharajalela (Putera Bongsu) -Telah dihantar ke Sulu menjadi Sultan Sulu dan digelar sebagai “Sultan Mawalil-Wasit-I @ Raja Bongsu-I ibni Sultan Muhammad Hassan”. Ibu Raja Bongsu-I ini adalah Puteri Sulu yang berkahwin dengan Sultan Muhammad Hassan. Dan Puteri Sulu ini adalah puteri kepada Sultan Pangiran Buddiman Ul-Halim ibni Sultan Nasaruddin Awal ibni Sultan Muizzuddin Mutawaddin @ Maharajah Upo ibni Sultan Kamaluddin ibni Sultan Shariful-Hashim (Sultan Sulu yang Pertama).

    Sebagai “Bukti” bahawa Sultan Mawalil-Wasit-I @ Raja Bongsu-I itu adalah “Putera” kepada Sultan Muhammad Hassan, semasa penghantaran baginda ke Sulu, baginda telah diberikan sebuah barang “Pusaka” yang dipanggil sebagai “Pulau Janggi @ Sepoh/Sepong Janggi” (Coco de mer) sebagai bukti asal-usul keturunan baginda. Barang pusaka ini telah diamanahkan untuk disimpan oleh Keluarga Pewaris Kedua (Keluarga Maharajah Adinda) sahaja sejak sekian lama. Coco de mer ini dikatakan telah dikerat menjadi “3 Bahagian” dimasa pemerintahan Sultan Muhammad Hassan dan dijadikan lambang tanda hubungan darah “3 Keluarga Diraja”, Brunei, Sambas & Sulu.

    Bahagian Tengah (Induk) dipercayai telah diberikan kepada Putera Sulong Sultan Hassan (Sultan Jalilul-Akbar), Sebelah bahagian tepi kiri dipercayai telah diberikan kepada Putera Tengah Sultan Hassan yang dihantar menjadi Sultan di Sarawak (iaitu Sultan Tengah). Dan bahagian tepi sebelah kanan, telah diberikan kepada Putera Bongsu Sultan Hassan yang dihantar menjadi Sultan Sulu (iaitu Sultan Mawalil-Wasit-I @ Raja Bongsu-I).

    Jika ketiga-tiga bahagian ini dapat dicantum dan dipersatukan, ianya adalah suatu “Bukti” jelas bahawa 3 Keluarga Diraja (Brunei, Sambas & Sulu) adalah bersaudara yang berasal dari satu “Zuriat” keturunan Sultan Muhammad Hassan.

    Dan Susur-galur/ Salasilah (Genealogy) Sultan Muhammad Hassan adalah;

    Sultan Muhammad Hassan ibni Sultan Saiful-Rizal ibni Sultan Abdul Kahar ibni Sultan Bolkiah ibni Sultan Sulaiman ibni Sultan Sharif Ali @ Sultan Barkat Ali (bekas Amir Mekah) ibni Sharif Ajlan (Amir Mekah) ibni Sharif Rumaithah (Amir Mekah) dan bernasab terus berapa generasi sehingga ke Saidina Hassan r.a ibni Saidina Ali.

    Dan barang pusaka lambang Keturunan Kesultanan Diraja Sulu ini (Pulau Janggi) telah dihantar ke Muzium Brunei oleh waris Keluarga Maharajah Adinda (YM Datu Aliuddin Haddis Pabila bin Datu Mohammad Sheikh/Sie/Seh ibni Maharajah Adinda Sultan Mohammad Aranan/Adanan Puyo ibni Paduka Raja Muda datu bantilan ibni Sultan Azimuddin/Alimuddin-II ibni Sultan Bantilan Muizzuddin ibni Sultan Badaruddin-I ibni Sultan Salahuddin-Karamat ibni Sultan Mawalil-Wasit-I @ Raja Bongsu-I ibni ibni Sultan Muhammad Hassan) pada tahun 1978, untuk disimpan dengan selamat. Dan sememangnya ianya telah disahkan benar oleh pihak Muzium Brunei.

    Sekiranya benar yang Pak Uray Aswin Umar berasal dari Keluarga Diraja Sambas, dan mempunyai “Barang Pusaka” seperti yang saya nyatakan di atas, sila hubungi saya melalui e-mail saya; rajabongsu2@gmail.com

    Saya juga mempunyai “Salasilah Lengkap” akan beberapa keturunan Rasulullah SAW yang menjadi pemerintah dibeberapa Kesultanan samada disebelah Negara Arab, Afrika & di kawasan Asia Tenggara ini.

  4. Bin Selamat
    18 April, 2007 pukul 1:05 pm

    Saya kira info tntg sejarah keluarga Basyaiban ada sedikit kekeliruan. Sayyid Abd Rahman Tajudin bin Umar yang telah ke Cirebon menikah dengan seorang puteri dari keturunan Sunan Gunung Jati dan mempunyai salah satu puteranya bernama Sulaiman, asalnya dari Balqeum, Karnataka, India dan bukan langsung dari Hadhramaut. Hingga sekarang, zuriatnya masih ada di Balqeum.

    Kerna sebelum ini, leluhurnya Sayyid Abd Rahman juga bernama Sayyid Abd Rahman, juga telah ke Cirebon dan kemudian menikah dengan puteri Sunan Gunung Jati, justru menjadi menantu baginda.

    Jadi, terdapat dua tokoh pada dua tempoh.

    Harap ma’lum

  5. 22 April, 2007 pukul 2:47 am

    hmm…

  6. 26 April, 2007 pukul 11:27 am

    apakah anda tau siapa pertama kali keturunan braqbah yg datang ke indonesa

  7. smache
    5 Mei, 2007 pukul 6:35 pm

    adakah keturunan sebelah ibu jika berkahwn dengan orang bukan sayyid masih boleh dianggap ahlul bait?

  8. Aji
    12 Mei, 2007 pukul 3:04 pm

    Sayid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban

    Sekitar pertengahan abad ke-16 M tersebutlah seorang pemuda gagah berdarab Arab di pinggir laut Jawa, Cirebon. Selama beberapa buan, ia berlayar dari kampung halamannya di negara Yaman. Saat itu memang sedang gencar-gencarnya orang-orang Arab berimigrasi ke Tanah Jawa. Dan salah satu dari mereka adalah Mbah Sayid Sulaiman Ba Syaiban.
    Ba Syaiban adalah gelar warga habib keturunan Sayid Abu Bakar Syaiban, seorang ulama terkemuka di Tarim, Hadhramaut yang terkenal alim dan sakti. Sayid Abu Bakar mendapat julukan Syaiban (yang beruban) karena ada kisah unik dibalik julukan itu. Suatu ketika, Sayid Abu Bakar yang saat itu masih tergolong muda menghilang. Sejak itu ia tidak muncul-muncul. Konon, ia uzlah untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Baru, setelah tiga puluh tahun, Sayid Abu Bakar muncul di Tarim. Anehnya, ia tetap muda. Tapi yang lebih aneh lagi, rambutnya telah berubah putih keperakan, tak sehelai rambutnya yang berwarna hitam. Kepalanya seperti berambut salju. Sejak ituah orang-orang menjulukinya Syaiban (yang beruban).
    Abdurrahman masih tergolong cicit dari Sayid Abu Bakar Ba Syaiban. Ia putra sulung Sayid Umar bin Muhammad bin Abu Bakar Ba Syaiban. Lahir pada abad ke-16 M di Tarim, Yaman bagian selatan sebuah perkampungan sejuk di Hadhramaut yang masyhur sebagai gudang para wali dan auliya’ Allah.
    Ketika dewasa ia merantau ke Nusantara, tepatnya di Pulau Jawa. Sayid Abdurrahman memilih tempat tinggal di Cirebon, Jawa Barat. Beberapa waktu kemudian ia mempersunting putri Maulana Sultan Hasanuddin, Demak. Putri bangsawan itu juga masih keturunan Rasulullah. Ia bernama Syarifah Khadijah dan masih cucu Raden Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati.
    Dari pasangan ini lahir tiga putra, yakni Sayid Sulaiman, Sayid Abdurrahim dan Sayid Abdul Karim. Mewarisi keturunan leluhurnya dalam berdakwah, keluarga ini berjuang keras menyebarkan Islam di Jawa, tak jauh dengan apa yang telah dilakukan oleh Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati di Cirebon.
    Pengaruh dan ketekunan mereka dalam berdakwah membuat penjajah Belanda khawatir. Maka ketika menginjak, Sayid Sulaiman dibuang oleh mereka. Putra sulung Sayid Abdurrahim ini, kemudian tinggal di Krapyak, Pekalongan Jawa Tengah. Di Pekalongan, ia menikah dan mempunyai beberapa orag putra. Empat diantaranya laki-laki yakni Hasan, Abdul Wahhab, Muhammad Baqir dan Ali Akbar.
    Dari Pekalongan, Sayid Sulaiman berkelana lagi. Kali ini, ia menuju Solo sebagai tempat tujuan berdakwah. Selama di Solo, ia terkenal sakti mandraguna. Kesaktiannya yang sudah masyhur itu mengundang rasa iri seorang ratu dari Mataram. Sang ratu ingin membuktikan kesaktian Sayid Sulaiman. Maka diundanglah ke keraton Mataram yang saat itu sedang berlangsung pernikahan putrid bungsu sang Ratu. Untuk memeriahkan pesta pernikahan putri bungsunya itu, Ratu meminta Sayid memperagakan pertunjukan yang tak pernah diperagakan oleh siapa pun.
    Mendengar permintaan sang Ratu, sayid meminta pada Ratu untuk meletakkan bamboo di atas meja, sembari berpesan untuk ditunggu, Sayid Sulaiman lalu pergi kea rah timur. Masyarakat sekitar kraton menunggu kedatangan Sayid sedemikian lama, namun Sayid belum juga dating. Ratu Mataram hilang kesabaran. Ia marah, lalu membanting bambu di atas meja hingga hancur berkeping-keping. Ajaib, kepingan bamboo-bambu itu menjelma menjadi hewan bermacam-macam. Ratu Mataram tersentak kaget melihat keajaiban ini, barulah ia mengakui kesaktian Sayid Sulaiman.
    Ratu Mataram kemudian menitahkan beberapa prajuritnya untuk mencari Sayid Sulaiman. Sedang hewan-hewan jelmaan bamboo itu terus dipelihara. Hewan-hewan itu ditampung dalam sebuah kebun binatang yang kemudian diberi nama Sriwedari. Artinya, Sri adalah tempat, sedangkan Wedari adalah wedar sabdane Sayid Sulaiman. Kebun binatang itu tetap terpelihara.Tak lama berselang, Sriwedari menjadi sebuah taman dan objek wisata terkenal peninggalan Mataram.
    Setelah meninggalkan Solo, Sayid Sulaiman menuju ke timur tepatnya, Ampel Surabaya. Ia kemudian berguru kepada santri-santri Raden Rahmat, Sunan Ampel. Kabar keberadaan Sayid Sulaiman akhirnya sampai ke telinga Ratu Mataram. Ia mengirim utusan ke Surabaya untuk memanggilnya. Diantara utusan itu ternyata ada Sayid Abdurrahim, adik kandungnya sendiri. Sesampainya di Ampel, ia sangat terharu bertemu kembali dengan kakaknya tercinta. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak kembali ke Mataram. Ia juga ingin belajar kepada santri-santri Sunan Ampel bersama Sayid Sulaiman.
    Setelah nyantri di Ampel, kakak beradik ini pergi ke Pasuruan untuk nyantri kepada Mbah Sholeh Semendi di Segoropuro. Lepas dari itu mereka mondok di Mbah Soleh, Sayid Sulaiman tinggal di Kanigoro, Pasuruan. Sehingga ia mendapat julukan Pangeran Kanigoro dan sempat pula menjadi penasehat Untung Surapati. Untung Surapati adalah tokoh terkemuka Pasuruan dan tercatat sebagai pahlawan yang berjasa mengusir penjajah Belanda dari Nusantara.
    Berita kesaktian Sayid Sulaiman juga terdengar oleh Ratu Keraton Pasuruan. Ratu Pasuruan tidak percaya tentang kesaktiannya. Ia seringkali melecehkan kesaktian Mbah Sayid. Sampai suatu ketika Putri Keraton yang sedang berjalan-jalan keliling kota hilang. Sang ratu menjadi bersedih bermuram durja.
    Lalu diadakanlah sayembara; Bagi yang menemukan sang putri, akan mendapat hadiah yang sangat besar. Tapi malang, sampai berhari-hari diadakan sayembara itu, tak satupun dari peserta yang berhasil menemukan sang putri. Akhirnya, sang Ratu meminta bantuan Sayid Sulaiman, dan dengan mudah ia menemukan sang putri keraton. Begitu sampai di hadapan Sang Ratu, Sayid Sulaiman memasukan tangannya ke dalam saku. Tak berapa lama kemudian ia melemparkannya ke halaman. Luar biasa! Dengan ijin Allah, sang putri muncul dengan kereta dan kusirnya di halaman Keraton. Konon, ia dibawa lari oleh jin ke alam gaib.
    Melihat putrinya kembali, ia menjadi gembira, dan meminta Sayid Sulaiman menikahi putrinya sebagai ucapan terima kasih atas jasanya itu. Namun, Sayid Sulaiman menolaknya, ia lebih memilih tinggal di Kanigoro dan tak berapa lama kemudian ia diambil menantu oleh Mbah Soleh Semendi. Sayid Sulaiman juga mempunyai istri dari Malang dan mempunyai seorang putra yang bernama Hazam.
    Setelah menikah dengan putri kedua Mbah Soleh, Sayid Sulaiman kembali ke Cirebon. Tapi suasana Cirebon dan banten saat itu sedang terjadi kericuhan besar, dimana Sultan Ageng Tirtayasa sedang berperang dengan putranya sendiri yakni Sultan Haji (1681-1683). Melihat pertikaian ini, Sayid Sulaiman kemudian kembali ke Pasuruan dan menetap di desa Gambir Kuning.Di Gambir Kuning ia mendirikan dua buah masjid dan sampai sekarang masjid itu masih ada dan mengalami sedikit perubahan pada lantai dan sebagian bangunan lainnya.
    Rupanya kekeramatan Sayid Sulaiman kembali di dengar oleh Ratu Mataram, kembali ia memanggilnya untuk bertemu. Ratu Mataram kemudian menurus salah satu Adipatinya untuk menemuinya dan mengajak Sayid Sulaiman untuk bertemu dengan sang Ratu. Bersama tiga orang santrinya yakin, Mbah Jaelani (Tulangan, Sidoarjo), Ahmad Surahim (putra Untung Surapati), dan Sayid Hazam (putranya) mereka berangkat ke Solo. Ratu Mataram pada waktu itu berembuk untuk mengangkat Sayid Sulaiman sebagai hakim, namun ia menolak dengan alasan akan meminta pertimbangan dan restu dari istri dan masyarakat yang ada di Pasuruan.
    Tentu saja, mereka yang ada di Pasuruan tidak menyetujuinya. Sayid Sulaiman kemudian pamit kepada istrinya yang sedang hamil tua untuk pergi ke Solo. Namun di tengah perjalanan, tepatnya di kampung Batek, Mojoagung Jombang, ia jatuh sakit. Selama masa sakit, ia dirawat oleh seorang kiai bernama Mbah Alif sampai beliau wafat dan kemudian wafat dan di makamkan di sana.
    Perjuangan Sayid Sulaiman dalam membabat kawasan timur pulau Jawa menjadi daerah yang sarat dengan nilai-nilai religius sudah tidak disangsikan lagi. Hasil jerih payahnya masih dapat kita saksikan sampai sekarang. Sayid Sulaiman berjasa mendirikan pesantren Sidogiri,s ebuah pesantren tertua di Jawa Timur dan menurunkan pewaris perjuangan, di mana anak keturunannya di kemudian hari banyak menjadi pemangku pesantren-pesantren besar di tanah Jawa, mulai dari pesantren Sidogiri (Pasuruan), Sidoresmo (Surabaya), Al Muhibbain (Surabaya) sampai Syaikhona Cholil (Bangkalan).
    Dari istri pertamanya di Krapyak (Pekalongan), ia dikaruniai empat putra yakni Hasan, Abdul Wahab, Muhammad Baqir (Galuran, Sidoarjo) dan Ali Akbar. Dari galur Abdul Wahab banyak keturunannya yang tinggal di Magelang dan Pekalongan. Sedangkan dari jalur Muhammad Baqir berada di Krapyak (Pekalongan).
    Abdul Wahab dan Hasan (Pangeran Agung) dikenal sebagai pejuang yang gigih melawan penjajah Portugis dan Belanda. Melalui jalur Ali Akbar terlahir ulama-ulama pemangku pesantren di Jawa Timur seperti Sidogiri, Demangan (Bangkalan), dan Sidoresmo (Surabaya).
    Sayid Ali Akbar meninggalkan enam putra yakni Imam Ghazali (Tawunan, Surabaya), Sayid Ibrahim (Kota Pasuruan), Sayid Badrudin (makamnya di sebelah Tugu Pahlawan, Surabaya), Sayid Iskandar (Bungkul, Surabaya), Sayid Abdullah (Bangkalan, Madura), Sayid Ali Ashghar (Sidoresmo).
    Dari Sayid Abdullah inilah menurunkan para pemangku pesantren Sidogiri dan Demangan (Bangkalan) yang memiliki puluhan ribu santri. Keturunan dari Sayid Ali Ashghar di Surabaya banyak tinggal di Sidoresmo dan Sidosermo. Sekarang, di dua desa itu terdapat sekitar 28 pondok pesantren dan semuanya adalah anak keturunan dari Sayid Sulaimain. Sayid Ali Asghar juga menurunkan ulama-ulama pemangku pesantren di Tambak, Yosowilangon. Dari istri kedua, putri mbah Soleh Semendi Sayid Sulaiman menurunkan Sayid Ahmad (Lebak, Pasuruan). Dari istri ketiganya di Malang, ia mempunyai satu putra, Sayid Hazam.
    AST

  9. 5 Juli, 2007 pukul 11:09 am

    Assalammualaikum,

    Saya ingin bertanya tentang salahsilah Sunan Kudus, berlainan yang dari yang tercatit sebelum ini. Dan bagaimana mau dihubungkan dengan dengan Sultan Kerinci iaitu Rajo Mudo Puteh?

    Dan bab keturunan Al-hasan di Indonesia mungkin tiada tapi diMalaysia masih ramai, asalnya datangnya dari Kesultanan Perlak/Samudera/Aru/Aceh. Tiada yang memakai Sayyid/Syariff dipangkal nama kerana dulu menjadi buruan Belanda dan Inggeris.

    Harap saudara dapat membantu.

  10. 16 Juli, 2007 pukul 2:18 pm

    saya ga melihat syekh siti jenar dimasukkan ke dalam daftar wali dan penerangan mengenai ajarannya, atau sudah ada tapi tak terbaca oleh saya. Kanjeng Jenar merupakan guru bagi para wali dan pendiri walisongo. Beliau adalah pembaharu awal di tanah nusantara ini dan termasuk dalam dewan khatam al awliya di skala internasional.
    Mengenai alur sejarah beliau yg sebenarnya dapat di baca dan di fahami pula pemikirannya sekaligus di buku syeikh siti jenar jilid 1 s/d 7 yang merupakan hasil riset bapak Agus Sunyoto selama bertahun2 berdasarkan bukti2 dokumen sejarah nusantara [serat dan suluk].

  11. Achmad Junaedi.
    3 Agustus, 2007 pukul 4:29 pm

    Dari mana keturunun puyang al aydrussalam yang ada di dusun Adumanis-Ogan Komering Ulu, adakah hubungannya dengan Ceribon, kalau ada, bagaimana bisa sampai kedaerah Komering?

  12. Hamba Allah
    6 Agustus, 2007 pukul 12:33 pm

    Terus terang Kebanyakan dari cerita-cerita ini hanyalah berupa dongeng yang dikait-kaitkan dengan adanya berita sejarah atau tempat-tempat tertentu khususnya pulau jawa.
    jadi ini cerita tidak bisa dijadikan pegangan. Tidak ada rujukan atau acuan yang bisa dipertanggung jawabkan.

    wassalam

  13. 8 Agustus, 2007 pukul 5:22 am

    Hey

    I was surfing the web and i saw this site, pretty cool.
    Currently im running and adult site:Wellness
    k, just want to say hi 🙂
    Can i link you from my site? im looking for quality content like yours. If no let me know if i can add u in exchange for a montly fee or something.

  14. fahmifaqih
    20 Oktober, 2007 pukul 11:22 am

    Saya kira menambahkan kata imbuhan AL dalam kata bahasa arab haruslah dilihat konteks bahasanya. Dalam gramatika arab, penambahan itu bisa menjadi kekeliruan yang fatal. Ba’abud itu nama yang sudah baku karena ada kata ‘Ba’, yang artinya bisa merujuk ke makna keluarga, seperti halnya Ba dalam Basyaiban, atau Ba dalam Baragbah dst. Dalam hal ini kata itu sudah menjadi kata yang tetap dalam arti tidak bisa diberi tambahan Al di awal katanya. Terima kasih dengan adanya wedsite ini, berguna sekali untuk informasi kesejarahan kaum Alawy, khususnya di Nusantara.

    Salam,
    Fahmi

  15. joko sabar
    20 November, 2007 pukul 4:00 pm

    Assalamu’alaikum,

    Salam kenal untuk semua

    Saya Joko Sabar penghuni baru di forum ini.

    saya mau tahu buku tentang syekh siti jenar yg versinya beliau tidak dibunuh atau bertengkar dengan wali songo.

    Sekitar 6 bln lalu saya baca di koran republika, ada buku tentang kisah syekh siti yg dimanipulasi penguasa demak. Namun saya lupa judulnya. Ada yg tahu? Terimakasih

  16. adam
    30 Januari, 2008 pukul 11:59 pm

    hallo nama saya adam…apa boleh saya minta bantuan,saya butuh informasi tentang,sayyid abudrahman tajuddin bin umar danketurunan keturunannya….apa ada yang bisa bantu.
    ini no ponsel saya 081367609100

  17. 19 Februari, 2008 pukul 9:42 pm

    wah,pak kurtubi di serbu banyak fans..

    *memberi gelar ahli sejarah*

  18. Anger
    21 April, 2008 pukul 11:41 pm

    Kepada semuanya.. Yg tahu silsilh/dhuriyyah mbh Hasan Minhaj yg makamnya di gabutan solo. Mohon email ke kgm.satu@gmail.com terima kasih..

  19. sunoto
    16 Juli, 2008 pukul 3:33 pm

    hi nama saya sunoto, mohon informasi makan mbah kyai badar wonosobo

    terima kasih

  20. 14 November, 2008 pukul 12:30 pm

    Tolong penjelasan adakah hubungan silsilah antara kerajaan cirebon dan kerajaan sambas?

  21. wong_Islam
    5 Januari, 2009 pukul 7:06 pm

    Tolong informasi tentang sebutan Kyai Mas di daerah Cirebon. Karena ada tokoh masyarakat asal Cirebon, yang hidup sekitar awal abad 19, di desa Tanah Abang Ogan Ilir, sekitar 100 KM dari Palembang, yang bernama H. Ahmad Zainuddin (Kyai Mas Janas), dan puteranya H. Abdurrahim (Kyai Mas Maya). Terima Kasih.

  22. Sunan Al Azmi
    22 Januari, 2009 pukul 11:10 am

    Assalammualaikum…
    ana sayyid Muhammad noor Azmi bin sayyid muhamad iskandar..dari jeram kuala selangor,selangor, malaysia..
    saya ingin bertanya…
    ibu saya ada syarifah tetapi nasabnya perlu d ambil di banjarmasin..kalau x silap di martapura…disana ada tak keturunan dari saidina hussin r.ahu..? saya rase ingin ke sana satu hari nanti…
    bapa saya pula moyang saya berasal dari kg.pelem kediri jawa timur…ibu moyang saya syarifah bersusurgalur saidina hussien dari sunan gunung jati…belah ayah sudah dapat nasab yg tertulis tapi saya rase masih ade yg tertinggal.. ada sape yang ade maklumat x? kalau ada ni alamat email saya noorazmi84@yahoo.com.my..

  23. Sunan Al Azmi
    23 Januari, 2009 pukul 11:00 am

    salam.. maaf saya ada tersilap tulis..kemungkinan besar ibu saya bernasab saidina hassan r.hu ayah kepada moyang ibu saya berasal di banjarmasin yang berketurunan sayyid tetapi name pangkal di buang… ibu saya syarifah salmah binti sayyid Mohamad bin sayyid amir hamzah Bin Sayyid Ali Akir (berhijrah ke malaysia) Bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Asya’ri ( merupakan ulama’ besar disana). ada sesiapa tahu x?

  24. Sunan Al Azmi
    23 Januari, 2009 pukul 11:07 am

    belah ayah saya pula mohamad iskandar bin japi bin syuib beribukan syarifah zainab binti sayyid kiyai isa di pelem kediri.. dikatakan kiyai isa ini ulama’ dan berketurunan sunan gunung jati yang ada kaitan dgn raja CIREBON… wallahu alam..

  25. Veteran ATM
    30 Januari, 2009 pukul 1:13 pm

    Salam kpd semua yg berktrunan syed/sharifah se nusantara.saya Veteran ATM, dlm kesibukan semua mencari nasab keturunan masingx untuk kemegahan atau mengenali diri dlm nasab jngn lupa yg sedang berlaku di Gaza/Palastin dimana semua bangsax arab(syed/sharifah) tidak bersatu,utk tindakan hampir seluruh dunia membuat protes, demonstrasi, menunjuk perasaan di kedutaan USA/Israel termasuklah di Malaysia. tetapi dikalangan alawiyyin senusantara adakah anda pernah bersatu? Maksud saya, yang dicari hanya nasab tetapi hubungan sebenar asia barat – senusantara cuba dihilangkan (mewujudkan nasab sahaja). saranan saya MESTI dizahirkan Tenterax Syed/Sharifah (Marga Force Stabiliser Nusantara-MFSN) dan dibiayai sepenuhnya oleh OIC.Calunx adalah selain Kelayakan Semasa, MESTI berketurunan Syed/Sharifah dimana Penempatan MFSN hanya di Gaza/Palestin dan MESTI berkhidmat 5 tahun ( wajib umur 18 – 23 tahun ). saya mohon kemaafan ini bukan mempersenda tetapi jangan lah di wujudkan KASTA dimana orang kebanyakan terasa :”APAKAH WARNA DARAH MERAKA DAN AKU”.jadi fikirx kan lah semua Alawiyyinx SeNusantara. Oleh itu maaf sekali lagi andai kata saya tersilap dan tersalah menyusun katax.

  26. Ramli Katang
    9 Februari, 2009 pukul 1:29 am

    Minta info tentang salsilah keturunan Kesultanan Melayu Jambi dan kemana perginya keturunan tersebut setelah kejatuhan kesultanan melayu Jambi pada tahun 1904.

  27. Sunan Al Azmi
    6 Maret, 2009 pukul 10:45 pm

    slam ukhuwah.. terima kasih ATM,
    mungkin ramai salahfaham akan kami yang ingin mencari salasilah keluarga… ia adalah penting untuk pembuktian kerana golongan bani hasyim tidak layak menerima zakat… banyak lagi perkara-perkara yang menyebabkan kami ingin mencari…terima kasih kerana mengingatkan kami… untuk pengetahuan AtM.. tanggunagjawab kite bukan untuk menyatukan hati nusantara dan para syed & Syarifah sahaja..tetapi tanggungjawab saya dan tuan semua orang islam adalah untuk menyatukan hati seluruh manusia dan jin dalam agama ALLAH s.w.t. dengan Kalimah LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADARASULULLAH…
    kenapa Allah x bantu orang islam?kerana kita orang islam meruntuhkan agama kita sendiri.. di KLIA MALAYSIA ada jemaah silaturrahmi@ tabligh dari palestin sebanyak 9 orang…mereka beri tahu ramai orang pelestin x jaga solat..masjid kosong..mahfum hadith beri tahu..barangsiapa meninggalkan solah sesungguhnya die meruntuhkan agama…
    harini kita orang islam kene betulkan amalan kita..jaga solah,penuhkan masjid,hidupkan sunnah Nabi s.a.w… SAHABAT R.HUM dahulu mereka berperang,mereka x dapat bantuan ghaib dari Allah… padahal mereka jaga solah fardhu & tahjud serta amalkan sunnah NABI s.a.w…bile mereka periksa amal mereka rupanya mereka tertinggal 2 sunnah Nabi s.a.w yakni LURUSKAN SOF DLAM SOLAH DAN BERSUGI GIGI…
    jadi fikir-fikirkan lah…

  28. Ladin
    7 Maret, 2009 pukul 1:41 pm

    alhamdulillah…. Ketika saja tergerak hati kita untuk mencari susurgalur siapa diri kita sehingga kita merasakan kita adalah salah seorang keturunan Nabi Sallaullahu wassalam bermakna kita telah mencintai nabi. Sesungguhnya mencintai nabi dan keluarganya adalah dituntut. Nmanun saudaraku semua, sekiranya kita mencari semata-mata untuk mengenalkan diri kita ada hubungkait dengan galuran itu, takut-takut kita akan menjadi riak dan ujub dalam diri muncul. Kedua-dua ini adalah perbuatan syirik tersembunyi yang sukar disedari.
    Saudaraku… yang kukasihi, ingatlah kerabat Rasulullah sebenarnya berdiamdiri daripada memperkenalkan dirinya. Kerana kalau benar kerabat ini akan dapat bertemu dengan Rasulullah walau ketika hayatnya, InsyAllah. Cuma mereka ini adalah manusia yang sentiasa menjadi padoman kepada manusia yang lain. Mereka ini adalah kekasih Allah azawajalla.
    Mereka sangat hampir kepada Tuhannya. Mereka tidak akan mencari siapa diri mereka. Mereka ini waliAllah yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t di dunia ini.
    InsyAllah sekiranya saudara-saudaraku benar dari ketutunan Nabi Muhammad yang amat mulia itu, kenalilah diri sendiri melalui alQuran dan As-Sunnah.
    Terimakasih.. Mohon ampun dan maaf sekiranya ini keterlaluan.

    Sesungguhnya yang baik dari Allah dan yang buruk dari nafsu saya.

    Sekian.

  29. Scorpionking
    12 Maret, 2009 pukul 12:48 pm

    assalamualaikum,

    ingin mengetahui lebih lanjut tentang putera kepada Sultan Tengah sultan sambas yang pertama iaitu Raden Badaruddin. Adakah beliau mempunyai anak dan mempunyai cicit sehingga sekarang? Pernah beliau datang ke Brunei? Apa yang berlaku semasa jepang menakluki kerajaan sambas.

  30. Wongso
    1 Juni, 2009 pukul 7:21 pm

    Saya agak tertarik dengan gelar Raden Wongso Rojo yang tuan tuliskan diatas. Kakek saya bernama Salikin Bin Wongso. Menurut ceritanya, Kakek saya 5 beradek, dimasa pemerintahan Belanda, keluarganya dicari Belanda, Maka 3 beradek dibawa lari ke Jogja dan lagi dua beradek (lelaki dan perempuan) dibawa masuk ke Malaya. Sejak itu gelar dan nasabnya dirahsiakan. Saya tiada informasi yang boleh dijadikan bukti ceitanya dan sebab itu baik dilupakan sahaja. Cumanya saya sedikit berharap agar mendapat sedikit maklumat yang boleh dihubungkaitkan antara ceritanya.

  31. 3 Juni, 2009 pukul 8:34 pm

    Assalam ..
    Minta izin untuk menempatkan alamat blog ini di blog kami

    Wassalam

  32. Muhammad almutamakkin
    28 Juni, 2009 pukul 3:25 am

    Aslmalkm,, minta tlg d carikn silsilah abdurrahman jaka tingkir,, saya dgr dia seorang basyaiban?

  33. abdul halim bin abdul rahman bin meran bin abu bakar.
    11 Juli, 2009 pukul 12:27 pm

    salam…..adakah shiekh ahmad khatib sambas mempunyai keturunan?? menurut datuk saya…kami dari keturunan ahmad khatib sambas..dulu dia ada simpan susun galur nama keturunan kami,,,tapi telah hilang sewaktu berpindah rumah… tuan kenal juga orang yang bernama Raden dharmasakti?? dia adalah datuk kepada saya punya datuk..dari indonesia. sambas atau dari jawa…

  34. akmal
    24 Juni, 2010 pukul 4:06 pm

    seyid ali bin uthman bin shahab ada brapa orang saudara (adik bradik)kandung?

  35. awie
    27 Januari, 2011 pukul 6:49 pm

    awie :naktanya adakah ujud raja baginda ke3dari keturunan pulalon

  36. dachlan ali sagaf
    15 Februari, 2011 pukul 8:47 am

    Assalamu alaikum.Sekiranya akhi punya referensi atau mengetahui sedikit atau banyak mengenai sosok SYARIF THAHA ALHABSYI yg bergelar ‘TUWANI DA’A GORONTALO’ yg artinya Tuan Besar Gorontalo,ana mohon dapat dibagikan kepada kami. Konon beliau (Syarif Thaha) menikah dengan salah satu putri raja Gorontalo dan menyebarkan agama Islam di negeri tersebut. Atas tanggapan dan informasi positip ana haturkan ucapan terima kasih.

  37. 13 Februari, 2013 pukul 11:01 pm

    This specific posting, “Bab II Buku Asal-Usul Wali SANTRI
    BUNTET” indicates that you truly know what precisely u are talking about!
    I personally definitely agree with your blog. Thanks a
    lot -George

  38. Muhammad Armayadi
    8 Mei, 2013 pukul 4:35 pm

    Ass. Saya mau bertanya tentang anak-anak dari Sultan Jamalul Kiram I Sultan Sulu, karena menurut catatan keluarga yang saya dapat moyang saya Pgn Adipati Samshuddin adalah Putra Bungsu dari Sultan Jamalul Kiram I, apakah ini benar? tolong penjelasannya, terima kasih.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke Ladin Batalkan balasan