Arsip
Kadung Kecebur di Sumur Maya
Ini adalah Rekam jejak satu tahun blog santribuntet. Maaf tulisannya puanjang. Ditulis buru-buru dan linknya masih kacau. Maafkanlah semoga bisa diperbaiki nantinya.
Guru saya berkata:
Jika suatu aktivitas yang kecenderungannya melebihi yang lain, itu pertanda takdirmu menyertai di situ.
Kata-kata itu konon, dipungut dari sabda Rasulullah saw. Kata-kata itu juga sebagai jawaban dari pertanyaan saya yang diajukan padanya.
Menguak Tradisi Berkah
WARNING: Postingan ini cukup panjang; terlalu berbau pesantren. Banyak huruf hijaiyahnya. Tulisan ini jawaban atas pertanyaan seorang alumni Buntet di sebuah kota nun jauh di sana. Karena jawabanya panjang belum sempat mengedit. Jadi masih apa adanya. Maksud hati mau meneruskan postingan tentang Satanic Strategy tapi gagal, karena kerjaan utak-atik kabel hari ini begitu melelahkan. Hingga ada bahasan poligami yang menarik dari Kang Edo belum sempat dinikmati (bukan poligaminya tapi tulisannya).
——————————————————————————
Sebetulnya saya tidak mengerti tentang berkah, barokah atau keberkahan. Meskipun ngendon di pesantren cukup lama; tapi karena lebih banyak molor dari pada mulurnya dan banyakan males kalau ngaji kitab, ya begini nih akibatnya. Ditanya tentang berkah nyaho.com jawabanya. Tapi meski nyahoo.com tulisan ini bisa diarsipkan.. (stop menghabiskan benwidth orang saja.. ayo kembali ke topik, maaf kawan stressing kerjaan hari benar2 menguras cairan tubuh 🙂 ).
Nyanyian Hawa
meregang
menerawang
menendang
meronta
mengoyak
mencubit
menjambak
memuntir telinga
merapal selaksa mantra
nafasmu menghirup hampa
tenagamu seharga kuda
meronta sekuat singa
meringis pedih berharap asa
merapal lafadz mengharap doa
bersama dalam irama
sendiri merekah luka
menepis segala makna
menebar bau seharum surga
menerima jiwa tiada kira
bersama jiwa-raga-tenaga
merdeka tiada kira….
nafasmu melandai
tarikan hawamu melambai
senyumu berburai
lava magma terjurai
tenagamu lemah lunglai
tapi jiwa ragamu menuai
Membudayakan Bacaan dari Kanan
Artikel ini dikhususkan untuk teman-teman santri di Pondok Pesantren. Di posting di sini sekedar untuk mengarsipkan.
Ini sekedar uneg-uneg saja. Dunia saat ini dikuasai oleh pembaca dari kiri. Diam-diam yang suka menjadi pembaca dari kanan kini sedikit-demi sedikit mulai menggemari bacaan dari kiri. Memang tidak salah, bahkan bukan hal disalahkan. Namun setidaknya ada hal yang cukup mengganggu jika genarasi berikutnya ikut-ikutan tidak mau membaca dari kanan.
SUMPAH, (BUKAN) PEMUDA!
Jangan salahkan pemuda dong, jika dalam hati kami tidak muncul semangat nasionalisme tindakan. Sementara kami terus-menerus diteriaki, dimaki-maki dan dicaci di mana-mana. Bukannya kami diberi contoh yang baik-baik dan diajari bagaimana nilai-nilai nasionalisme itu bisa bergetar di hati kami.
Fitri Dimanakah Kamu…
Fitri ….
harimu dikagumi
masjidmu disesesaki
bajumu dibarui
takbirmu menghantui
tanganmu disalami
badanmu diharumi
rumamu ditamui
ku datang ke sana
tapi kucari kau dimana
tak satupun menampak di sana
kugapai cerminan di beranda
tak jua menanda bayangnya
kini dimana engku Fitri
tak tahulah dimana kucari
padahal sumpahku mati suri …..
sebulan penuh dipuasai
sebulan peluh membasahi
sebulan tubuh melemasi
sepuluh hari terakhir dimeleki
tapi bayangmu hanya menemani
duhai fitri………..
kini kumengerti sendiri
kau tak perlu dicari
berharap jiwa nan suci
dambaan setiap pencinta Ilahi
SELAMAT IDUL FITRI –
lahir batin k(a)u bermaafan
semoga Allah mengembalikan
jiwa yang sdh tercerahkan
menjadilah Fitri …..
semoga k(a)u tetap di sini
Komentar