Beranda > Celotehan, Inspirasi, Pendapat > Gara-gara Rem Blong Celaka Berkali-kali

Gara-gara Rem Blong Celaka Berkali-kali

REM MOBIL BLONG = Celaka satu kali
REM NAFSU BLONG = Celaka berkali-kali

Tak bisa dibayangkan, jika rem mobil/motor blong, mobil akan jungkir balik dan susah dikendalikan. Tapi itukan celakanya cuma sekali. Tapi ditakuti para pengendara. Nah, bagaimana jika rem blong ini menimpa pada kendaraan jiwa kita, apakah juga jungkir balik?

Rem diciptakan dengan teknologi yang paling mutakhir. Ada yang menggunakan sistem hidrolik ada pula dengan sistem cakram. Kesemuanya ini diciptakan untuk disesuaikan dengan kendaraan berbagai jenis. Suatu teknologi lahir untuk memberi manfaat dan kenyamanan para pengendara. Dengan demikian teknologi rem diciptakan sebagai bentuk keamanan dan keselamatan.

System RemSebuah gerakan yang dipicu energi kinetik maupun mekanik, akan membuat sebuah tenaga gerak yang signifikan. Manfaatnya luar biasa dalam kehidupan manusia. Dari sebuah dinamo berhasil merubah energi gerak yang menghasilkan pijar, angin dan lain-lain. Dari kedua energi ini pun bisa menghasilkan berbagai keperluan hajat hidup yang juga menghasilkan energi-energi lain. Pantas saja jika Eistein mengatakan bahwa energi ini tidak bisa hilang dan tidak bisa dimusnahkan.

Itulah sifat dari sebuah energi gerak. Dalam istilah ulama mengatakan “alharokah barokah” bergerak itu akan mendatangkan kebaikan. Seorang yang diam saja tidak mau berusaha berarti melawan hukum alam. Siap-siap saja tidak menghasilkan apa-apa. Berpikir adalah bergerak, menulis adalah bergerak mengajar adalah gerak. Artinya manusia harus bergerak melalui kerja. Darisitulah gerak akan mendatangkan keberkahan.

Alda Risma akhirnya meninggal gara2 mobilnya tidak punya rem???Namun jangan lupa setiap gerakan pasti membutuhkan kendali. Sebab gerak itu tidak mengenal selesai. Sebuah dinamo jika terus-menerus dialiri listrik, selama itu pula dinamo akan menghasilkan gerak. Sebuah lampu tanpa kendali saklar akan terus mengalirkan ggl listik. Telepon akan terus mengeluarkan gerakan pulsa gelombang ke segala penjuru jika saja tidak dikendalikan. Dan suara dari speaker stereo akan mendentum keras jika tanpa volume control yang mengendalikan.

 

Jiwa manusia boleh jadi seperti energi gerak. Pantaslah setiap saat manusia bisa menghasilkan berbagai karya. Tanpa gerakan jiwa, maka tidak ubahnya sebuah kematian. Gerak hati juga disebut gerakan energi. Karena dari situ akan menghasilkan berbagai macam kecenderungan, keinginan, nafsu dan berbagai macam gerak lainnya.

***

Roy Marten, antara kampanye dan cobaan... Berpikir adalah salah satu pengendalinya. Ideologi, agama, adat istiadat, dan berbagai macam pola atur masyarakat, disebut kendali. Bayangkan jika tanpa aturan gerak, maka hidup akan kacau balau. AD/ART di rumah (te)tangga J maupun rumah negara bahkan dunia juga merupakan kendali. Tanpa kendali tersebut, maka gerakan akan cenderung merugikan sebagian atau sebagian besar manusia.

Koruptor di ikat saja....Singkatnya rem mesti dibutuhkan dalam setiap gerak sebab itu untuk mengimbangi kecenderungan sifat sebuah gerakan. Karena manusia butuh engeri gerak, maka rem pula dibutuhkan. Karena itu pantaslah jika agama dan hukum begitu terkesan “ngotot” agar kita mematuhinya. Tidak lain dan tidak bukan, karena semuanya demi keselamatan umat manusia. Apalagi jika aturan itu datang dari Tuhan….

Yo kita Jihad melawan korupsi... Nafsu juga membutuhkan rem. Negara juga butuh rem. Pendidikan butuh rem, pejabat butuh rem, anggaran butuh. Pokoknya apa saja yang ada dipublik maupun kepentingan pribadi. Rem adalah alat gerakan. Negara yang korupsinya tidak ada remnya, maka bablaslah negara itu akan jatuh terperosok menjadi negara enggak enak sebutannya. Begitu pula nafsu jika tanpa rem, maka istilah bablas angine akan berkali-kali. Bukan saja nafsu sexual tanpa rem, tapi yang lebih parah adalah nafsu ingin berkuasa, nafsu ingin menang sendiri, nafsu merasa paling benar, nafsu .. nafsu … nafsu.. naff.. naf…su…su..suu…susuuu.. (stop!)

  1. 28 November, 2007 pukul 2:01 pm

    saya ndak tahan untuk ndak bilang : PERTAMAX!! :mrgreen:

  2. 28 November, 2007 pukul 2:41 pm

    Kang, suatu hari saya ndak bisa mengendalikan nafsu saya untuk memacu mobil sekencang-kencangnya. Ndilalah kersaning Allah, lha kok rem mobilku ternyata blong. Jadi, terus celaka berapa kali nih?

  3. 28 November, 2007 pukul 3:15 pm

    … Sebuah gerakan yang dipicu energi kinetik maupun mekanik, akan membuat sebuah tenaga gerak yang signifikan …

    Dibalik gerakan itu ada yang menggerakkan. “Apa”, “siapa”, “bagaimana”, dan “mengapa” yo?

  4. 28 November, 2007 pukul 3:56 pm

    mau komen tapi ngerem dulu ach hehehhehe

  5. 28 November, 2007 pukul 4:39 pm

    poto2nya orang yang gak bisa ngerem semua..
    hehe..
    :mrgreen:
    tampilang baru nih, om?

  6. 28 November, 2007 pukul 5:06 pm

    caplang™
    Iya Plang vertamax sekarang naik lagi…

    NuDe
    wahahaha… jawabnya, wallahu a’lam kang NuDe

    hasan
    komment juga ada remnya?? 🙂

    Ersis WA
    Di balik gerak ada gerak dibalilknya pun terus hingga pada yang ASAL DARI SEGALA GERAK… “Apa”, “siapa”, “bagaimana”, dan “mengapa” … sudahkah terjawab ??? 🙂

    morissupersaiya
    eheheheh… :mrgreen: pas gak contoh2 tsb…

  7. 28 November, 2007 pukul 5:50 pm

    Yang paling sulit adalah mengerem nafsu diri kita sendiri…butuh motivasi yang kuat

  8. 28 November, 2007 pukul 6:13 pm

    Nafsu bisa direm dan dikendalikan oleh logika dan nurani. Tapi agaknya negeri kita ini dah banyak dihuni oleh *halah* orang2 yang sudah blong logika dan nuraninya sehingga penyakit sosial gampang digerakkan oleh iblis2 laknatullah :mrgreen:
    Moga2 mulai banyak yang bisa belajar untuk mengasah kepekaan logika dan nuraninya agar tak gampang tergoda melakukan tindakan konyuuuuoool!!!

  9. 28 November, 2007 pukul 6:19 pm

    contohnya pas kok, om..
    :mrgreen:
    tambah satu contoh lagi dong → pejabat yang korupsi sampai katahuan krn gak bisa nahan nafsu utk menimbun uang… hihihi..

  10. zal
    28 November, 2007 pukul 6:25 pm

    ::ngerem juga tepat waktu kan Pak Kyai, kalau belum apa-apa udah ngerem, yah engga nyampe-nyampe…, bila perlu jadilah pembalap F1, biar jarang nginjak rem…
    lha kalau beras yang ditumbuk, ngerem dirinya dengan mengeras, jadinya engga alus-alus,, yo dibuak…, engga jadi deh makan nogosari yang lwembut dan ueenak tenaaan… 😆

  11. 28 November, 2007 pukul 6:44 pm

    ehhehe… awalnya saya bingung… kok rem blong, terus ada foto mbak alda, lantas bang roy yang gak kapok kapoknya…

    tapi akhirnya nyambung kok…

  12. 28 November, 2007 pukul 8:45 pm

    Wah, belum bisa ngerem untuk tidak koment di sini.

  13. 28 November, 2007 pukul 9:56 pm

    blong walah pasti bak kuda lari tanpa kendali, mending kalo yang celaka hanya diri…. kalo yang membawa petaka buat yang lain … hhhhh

  14. 28 November, 2007 pukul 11:39 pm

    edratna
    emang bu, tulisanini u memotivasi saya sendiri.. sebab nafsuku juga duillah)

    Sawali Tuhusetya
    Logika dan nurani… baru nemu nih remnya… yang nulis sendiri bingung apa yaa rem nafsu itu.

    morissupersaiya
    Wah ide bagus, tapi saya cari2 saking banyaknya pejabat yang korupsi gak muat di masukin di dalam blog ini u ditambpilkan…

    zal
    😆 Ya betul, seperti F1 jarang ngerem karena gak memikirkan apa2 kecuali sukses dalam setiap lap. Saat ngerem saat mau belok, “mau pipis” dan “mau makan.”

    Mrs.Fortynine
    Akau malah gak nyambung… sejak kapan jadi Mrs. Fortynine eh.. ngundang2 apa kalau meresmikan. *mikir2*

    Hanna
    Heheh…

    kangguru
    Itukahyang disebut ecelaka berkali-kali ??

  15. 29 November, 2007 pukul 7:31 am

    Rem sama kah dengan pengendalian diri paman??

  16. 29 November, 2007 pukul 9:33 am

    kalau dalam mata kuliah Hukum Perdata Internasional disebutkan..kalau ketertiban umum hanya dipergunakan sebagai rem darurat… jadi jangan sampai blong rem nya.. he he he
    (^_^)

  17. 29 November, 2007 pukul 11:39 am

    Rem saya masih pakai tromol, belum cakram sehingga masih suka blong.

  18. 29 November, 2007 pukul 1:19 pm

    welgedewelbeh

    Tulisan yang bagus….

  19. 30 November, 2007 pukul 9:30 am

    enak banget mbacanya, sampe lupa kudu nge-rem dulu, mampir sebentar, minum dan berangkat lagi..

    bagus banget logikanya, pak kyai, sorry panggil pak kyai, kalo kelamaan nyantri, sapa dong yang nggantiin pak kyai kalo beliau dah meninggal! 🙂

    Anda bilang: “wishing to be santri anywhere”
    Saya bilang: “wish you to be kyai anywhere”

    ciiiiiiiiiiiiitttttttttt… afwan pak kyai, remnya pakem, komen saya sudahi, assalamu’alaikum

  20. 1 Desember, 2007 pukul 4:04 pm

    Blum … karena tersamar … kog ngak langsung aja sih …(becanda serius). Salam

  21. 3 Desember, 2007 pukul 11:38 am

    lho… tnyata saya belom komentar di sini ya…?
    ya udah, ga usah aja kali yah, secara komentar org2 juga udah banyak banget *hehehe*

    lg an td nya saya kira ini postingan tentang otomotif *hehe… kabur*

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke gempur Batalkan balasan